Bangkapost – Penuhi hak-hak warga binaan secara optimal, Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIA Palu menggelar pembinaan kerohanian dan ibadah rutin bagi warga binaan yang beragama Kristen, Kamis (19/12). Kepala Rutan Palu, Yansen, menjelaskan bahwa kegiatan pembinaan kerohanian telah diagendakan secara rutin dan terjadwal.
"Ruang gerak warga binaan memang terbatas, tetapi kami tidak membatasi kebebasan mereka untuk beribadah. Justru, kami mendorong mereka untuk semakin taat beribadah sesuai keyakinan masing-masing," jelasnya Yansen.
Bertempat di Gereja Oikumene Jemaat Agape Rutan Maesa Palu, seluruh warga binaan kristiani mengikuti pembinaan kerohaninan yang dipimpin oleh Pendeta, Samuel Ferry dari Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Shalom Palu dengan tema kotbah “Pengharapan”. Kegiatan pembinaan ini diawasi langsung oleh anggota pengamanan yang bertugas.
Lebih lanjut, Yansen menegaskan bahwa meskipun warga binaan memiliki kebebasan yang terbatas, pihaknya memastikan kebebasan mereka dalam menjalankan ibadah tetap terjamin. “Selain sebagai pemenuhan hak warga binaan, pembinaan rohani ini untuk meningkatkan kualitas iman dan taqwa warga binaan selama menjalani masa pembinaan di Rutan Palu,” ujarnya.
"Pembinaan kerohanian merupakan salah satu faktor penting dalam membentuk karakter yang lebih baik bagi warga binaan. Harapan kami, program ini mampu membantu warga binaan untuk menjalani proses reintegrasi ke masyarakat dengan mental dan spiritual yang lebih baik,” harap Yansen. (Ra)
- Rutan Palu