Foto: lobby DPP PKS |
Ketika tes wawasan kebangsaan pegawai KPK disalahgunakan, alih-alih memberantas radikalisme tapi malah menciptakan teror, stigma dan kegaduhan.
Membenturkan Pancasila dengan Islam, padahal Islam adalah ruh dan jiwa Pancasila. Hadiah terbesar umat Islam untuk bangsa Indonesia.
Menuduh mereka yang komitmen terhadap ajaran agamanya sebagai sikap radikal dan egois yang tidak nasionalis, padahal konstitusi negara telah menjamin kebebasan menjalankan ajaran agama. Inna lillaahi wa innaa ilaihi Raji'un.
Disisi yang lain tes wawasan kebangsaan malah menjadi alat untuk menjegal kader-kader terbaik bangsa yang sedang berjuang membongkar kasus korupsi besar yang tengah terjadi. Harun Masiku yang raib dan korupsi bansos di tengah pandemi.
Wajar dan bisa dimaklumi kalau ada yang menilai isu radikal, taliban dan terorisme hanyalah isu jualan rezim untuk menutupi kebobrokan rezim sekaligus memukul mereka yang mencoba mengkritisi, memperjuangkan kebenaran dan menegakkan keadilan.
Satu lagi, ketidakadilan dipertontonkan di kasus-kasus pelanggaran protokol kesehatan Pandemi Covid-19. Ada yang diproses hukum dan ada yang cukup minta maaf.
Wahai pemimpin...
Mau dibawa kemana negeriku?
Selamat memperingati hari lahir Pancasila, 1 Juni 2021
"Mari Jaga NKRI dengan Menegakkan Keadilan dan Keberadaban.
Allaahu Akbar 🕋🕌
Sholluu 'alan nabiyy 💖
Merdeka !!! 🇮🇩
Adhi Mahamel
Relawan Literasi Lampung